Paduan obat
yang dianjurkan : 2 RHZE / 4
RH
atau
: 2 RHZE/ 6HE
atau
2 RHZE / 4R3H3
Ringkasan paduan obat
|
Kategori
|
Kasus
|
Paduan obat yang diajurkan
|
Keterangan
|
I
|
- TB paru BTA +,
BTA - , lesi luas
|
2 RHZE / 4 RH atau
2 RHZE / 6 HE
*2RHZE / 4R3H3
|
|
II
|
- Kambuh
- Gagal pengobatan
|
-RHZES / 1RHZE / sesuai hasil uji
resistensi atau 2RHZES / 1RHZE / 5 RHE
-3-6 kanamisin, ofloksasin, etionamid, sikloserin / 15-18 ofloksasin,
etionamid, sikloserin atau 2RHZES / 1RHZE / 5RHE
|
Bila streptomisin alergi, dapat diganti kanamisin
|
II
|
- TB paru putus berobat
|
Sesuai lama pengobatan sebelumnya, lama berhenti
minum obat dan keadaan klinis, bakteriologi dan radiologi saat ini (lihat
uraiannya) atau
*2RHZES / 1RHZE / 5R3H3E3
|
|
III
|
-TB paru BTA neg. lesi minimal
|
2 RHZE / 4 RH atau
6 RHE atau
*2RHZE /4 R3H3
|
|
IV
|
- Kronik
|
RHZES / sesuai hasil uji resistensi
(minimal OAT yang sensitif) + obat lini 2 (pengobatan minimal 18 bulan)
|
|
IV
|
- MDR TB
|
Sesuai uji resistensi + OAT lini 2 atau H
seumur hidup
|
|
Catatan : * Obat yang disediakan oleh Program
Nasional TB
EFEK SAMPING OAT
|
Sebagian
besar pasien TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek samping. Namun
sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena itu pemantauan
kemungkinan terjadinya efek samping sangat penting dilakukan selama
pengobatan.
Efek samping yang terjadi dapat ringan atau berat (terlihat pada tabel 4),
bila efek samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simptomatis maka
pemberian OAT dapat dilanjutkan.
|
1.
|
Isoniazid
(INH)
|
Sebagian
besar pasien TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek samping. Namun
sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena itu pemantauan
kemungkinan terjadinya efek samping sangat penting dilakukan selama
pengobatan.
Efek samping yang terjadi dapat ringan atau berat (terlihat pada tabel 4),
bila efek samping ringan dan dapat diatasi dengan obat simptomatis maka
pemberian OAT dapat dilanjutkan.
|
2.
|
Rifampisin
|
Efek samping
ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan simptomatis ialah :
- Sindrom flu berupa demam, menggigil
dan nyeri tulang
- Sindrom perut berupa sakit perut,
mual, tidak nafsu makan, muntah kadang-kadang diare
- Sindrom kulit seperti gatal-gatal
kemerahan
Efek samping yang berat tetapi jarang terjadi ialah :
- Hepatitis imbas obat atau ikterik,
bila terjadi hal tersebut OAT harus distop dulu dan penatalaksanaan sesuai
pedoman TB pada keadaan khusus
- Purpura, anemia hemolitik yang akut,
syok dan gagal ginjal. Bila salah satu dari gejala ini terjadi, rifampisin
harus segera dihentikan dan jangan diberikan lagi walaupun gejalanya telah
menghilang
- Sindrom respirasi yang ditandai
dengan sesak napas
Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni, keringat, air mata
dan air liur. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan
tidak berbahaya. Hal ini harus diberitahukan kepada pasien agar mereka
mengerti dan tidak perlu khawatir.
|
3.
|
Pirazinamid
|
Efek samping
utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada
keadaan khusus). Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri aspirin) dan
kadang-kadang dapat menyebabkan serangan arthritis Gout, hal ini kemungkinan
disebabkan berkurangnya ekskresi dan penimbunan asam urat. Kadang-kadang
terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit yang lain.
|
4.
|
Etambutol
|
Etambutol
dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman, buta
warna untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian keracunan okuler
tersebut tergantung pada dosis yang dipakai, jarang sekali terjadi bila
dosisnya 15-25 mg/kg BB perhari atau 30 mg/kg BB yang diberikan 3 kali
seminggu. Gangguan penglihatan akan kembali normal dalam beberapa minggu
setelah obat dihentikan. Sebaiknya etambutol tidak diberikan pada anak karena
risiko kerusakan okuler sulit untuk dideteksi
|
5.
|
Streptomisin
|
Efek samping
utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan dengan keseimbangan
dan pendengaran. Risiko efek samping tersebut akan meningkat seiring dengan peningkatan
dosis yang digunakan dan umur pasien. Risiko tersebut akan meningkat pada
pasien dengan gangguan fungsi ekskresi ginjal. Gejala efek samping yang
terlihat ialah telinga mendenging (tinitus), pusing dan kehilangan
keseimbangan. Keadaan ini dapat dipulihkan bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi
0,25gr. Jika pengobatan
diteruskan maka kerusakan alat keseimbangan makin parah dan menetap
(kehilangan keseimbangan dan tuli).
Reaksi hipersensitiviti kadang terjadi berupa demam yang timbul tiba-tiba
disertai sakit kepala, muntah dan eritema pada kulit. Efek samping sementara
dan ringan (jarang terjadi) seperti kesemutan sekitar mulut dan telinga yang
mendenging dapat terjadi segera setelah suntikan. Bila reaksi ini mengganggu
maka dosis dapat dikurangi 0,25gr
Streptomisin dapat menembus sawar plasenta sehingga tidak boleh diberikan
pada perempuan hamil sebab dapat merusak syaraf pendengaran janin.
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar