- Pneumotoraksspontan primer adalah pneumotoraks yang terjadi tanpa riwayat penyakit paru
sebelumnya ataupun trauma, kecelakaan
dan dapat terjadi pada individu yang sehat.
- Pneumotoraks
spontan sekunder adalah pleumotoraks yang terjadi pada penderita yang
mempunyai riwayat penyakit paru
sebelumnya, misalnya PPOK, TB paru dll.
- Pneumotoraks
traumatic adalah pneumotoraks yang terjadi karena trauma di dada, kadang
disertai dengan hematopneumotoraks. Perdarahan yang timbul dapat berasal dari
dinding dada ataupun paru itu sendiri
- Pneumotoraks
iatrogenic adalah pneumotoraks yang terjadi saat kita melakukan tindakan diagnostik seperti biopsi transtorakal, pungsi pleura
- Pneumonia
katamenial (catamenial / monthly pneumothorax) adalah pneumotoraks yang
terjadi berhubungan dengan siklus menstruasi.
Menurut jenis kebocorannya, pneumotoraks dapat dibagi menjadi
pneumotoraks tertutup, pneumotoraks terbuka dan pneumotoraks ventil.
PATOGENESIS
Tekanan dalam rongga pleura selalu negatif selama proses respirasi berlangsung.
Tekanan negatif tersebut
disebabkan karena pengembangan dada. Jaringan paru mempunyai kecenderungan
untuk menjadi kolaps karena sifat yang elastik (elastic recoil). Bila ada kebocoran antara alveoli dengan rongga
pleura, udara akan berpindah dari rongga pleura sampai tekanan kedua ruang
tersebut sama atau sampai kebocoran tertutup sehingga paru akan menguncup
karena sifat paru yang elastik.
Hal yang sama akan terjadi bila terjadi hubungan antara dinding dada dengan
rongga pleura. Meskipun mekanisme terjadinya pneumotoraks belum jelas,
percobaan menunjukkan distensi berlebih paru normal akan menyebabkan rupture
alveoli subpleural. Udara akan merembes sepanjang lapisan bronkoalveolar ke
arah mediastinum sehingga akan terjadi emfisema subkutan atau pneumotoraks.
Suatu penelitian pada penderita pneumotoraks spontan yang dilakukan
reseksi paru ditemukan bleb, bula atau keduanya. Bila bula atau bleb mengalami
distensi dan pecah kedalam rongga pleura maka akan terjadi pneumotoraks. Mekanisme
pembentukan bula masih diperdebatkan, salah satunya adalah degradasi benang
elastin pada paru yang diinduksi oleh asap rokok diikuti sebukan neutrofil dan
makrofag menyebabkan timbulnya bleb tersebut. Degradasi ini menyebabkan
ketidakimbangan antara protease dan antiprotease dan sistem oksidan dalam paru.
Inflamasi dalam paru akan menginduksi obstruksi saluran napas, tekanan
intraalveolar akan meningkat sehingga
terjadi kebocoran udara menuju ruang interstisial paru dan ke hilus menyebabkan
pneumomediastinum. Tekanan mediastinum akan meningkat dan pleura mediastinum
akan rupture sehingga timbul pneumotoraks.
Perubahan fisiologis akibat pneumotoraks adalah penurunan kapasitas
vital dan PaO2 dehingga terjadi hipoventilasi dan asidosis respiratorik. Yang
paling berbahaya adalah pneumotoraks ventil. Pada keadaan ini tekanan di rongga
pleura akan meningkat terus hingga paru akan menguncup total selanjutnya
mediastinum akan terdorong ke sisi lawannya. Pendorongan mediastinum inilah
yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah karena tertekuknya pembuluh darah. Bila gangguannya
hebat dapat terjadi syok sampai kematian.